Sepertinya bukan rahasia umum lagi jika Indonesia mempunyai putera
dan puteri yang berprestasi di luar negeri. Dengan segala bakat dan
kejeniusannya bahkan keterbatasannya, mereka mampu menorehkan prestasi
membanggakan sekaligus mengharumkan nama Indonesia di kancah
internasional. Siapa saja mereka? Ini dia sosok-sosoknya.
- Erica Kaunang
Amerika memang merupakan salah satu negara yang didalamnya terdapat
banyak warga Indonesia yang menimba ilmu disana. Dari sekian banyak itu,
Erica Kaunang menjadi salah satu warga negara Indonesia yang mampu
menorehkan sejarah prestasi membanggakan.
Bersekolah di Hunter Collage High School, Manhattan, New York, tahun 2012 dan 2013 ia meraih penghargaan Gold Honor Roll
yaitu penghargaan untuk murid paling pintar di sekolahnya. Sekolah
Hunter Collage High School memang merupakan sekolah yang diperuntukkan
bagi anak-anak berotak encer alias jenius. Selain itu ia juga meraih
pengharagaan Student Of The Month, Reader Of The Month dan masih banyak lagi.
Erica Kaunang juga pernah mengirim surat kepada Presiden AS yang kala
itu dipimpin oleh George W. Bush dan mengkritiki tentang kemanan negara
dan penghentian peperangan di negara-negara yang sering terjadi perang.
George W. Bush kala itu menyambut hangat surat Erica dan ia sangat
menghargai aspirasi dari segala pihak. Bukan hanya itu, ia juga
berkesempatan untuk diwawancara oleh majalah terkenal di dunia, Forbes.
- Irene Kharisma Sukandar
Perempuan cantik yang lahir tanggal 7 April 1992 ini, bulan Mei 2013
lalu baru saja meraih penghargaan utama dalam bidang olahraga catur di
kejuaraan Alexander the Great open Championship yang diselenggarakan di
Chalkidiki tanggal 7-14 Mei silam. Penghargaan lainnya yang ia dapat
adalah Juara 1 Asian Continental Chess Championship di Vietnam tahun
2012, Juara 1 dan 2 Brunei Invitational IM Tournament 1 tahun 2010, The
Best Woman Player pada Malaysia Open 2008 dan sederet prestasi
menakjubkan lainnya lagi.
Atas segala prestasi yang telah diraihnya, Irene berujar bahwa tak jarang ia juga merasakan nervous dan takut jelang pertandingan tiba. Namun hal itu bisa ia atur karena sebelumnya ia telah menjalankan latihan demi latihan.
Irene Kharima Sukandar juga pernah merasakan titik dimana prestasinya
sempat terjatuh. Tapi Irene tidak diam begitu saja, ia segera
memperbaiki permainnanya hingga saat ini ia bisa membuktikan bahwa ia
masih bisa mencapai penghargaan prestisius di dunia percaturan. Selain
Irene, nama Medina Warda dan Chelsie Monica juga diperhitungkan
keberadaannya sebagai pecatur kebanggan Indonesia.
- Nadya Almaas Lutfiahardha
Apa yang terfikir dipikiran Anda jika mengetahui tentang huruf
braille? Tentunya seseorang yang buta penglihatan, bukan? Ya, ide awal
inilah yang Nadya Almaas Lutfiahardha angkat menjadi tema dari benda
ciptaannya bernama Gelas Braille.
Siswi SD Muhammadiyah Manyar Gresik ini menciptakan gelas yang
berguna bagi para orang yang menyandang keterbatasan dalam penglihatan
untuk bisa membantu mereka saat minum air. Dengan menggunakan alat
sensor pada gelas yang digunakan, para penyandang tunanetra bisa
mengetahui apakah gelas mereka sudah terisi air dengan penuh atau tidak.
Walaupun kelihatan sederhana, penemuannya ini sangat membantu bagi
para tunanetra serta mampu membuatnya menang dalam International
Exhibition for Young Inventors (IEYI) ke-12 yang diselenggarakan di
Thailand. Dari kelima peserta yang menyabet penghargaan serupa, remaja
cantik ini dinobatkan sebagai pemenang termuda dalam ajang tersebut.
Bukan hanya itu, ia juga menang dalam acara National Young Inovator di
LIPI, Jakarta.
- Taufik Effendi
Tidak bisa melihat namun mendapatkan beasiswa belajar ke Jepang,
pernahkah Anda membayangkannya? Ya, adalah Taufik Effendi, seorang pria
lulusan Sastra Inggris, Universitas Negeri Jakarta yang melanjutkan
pendidikannya bersekolah ke Jepang melalui program beasiswa. Cukup
baginya waktu 3,5 tahun untuk menimba ilmu di Indonesia sebelum ia pergi
ke Jepang.
Sejak SMA Taufik tidak dapat melihat karena disebabkan kecelakaan.
Namun keterbatasannya itu tidak menghalangi niatnya untuk terus menimba
ilmu. Taufik Effendi selalu haus dengan ilmu. Ia sempat dimasukkan di
asrama pijat untuk menjadi pemijat profesional, namun rupanya ia tidak
begitu suka dengan hal tersebut. Ia justru nekat ikut SPMB di UNJ dan
lolos masuk jurusan Sastra Inggris. Perjalanan hidupnya ini pun bukan
hanya menjadi pacuan banyak orang untuk terus menimba ilmu, namun juga
sangat menginspirasi.
Semoga dengan prestasi dan kisah sosok-sosok diatas dapat memicu
sobat Gemintang semua untuk terus berprestasi dan tidak mudah menyerah.
Semangat selalu!
0 komentar:
Post a Comment